Bidang edar bulan mengelilingi bumi membentuk sudut 5o terhadap ekliptika. Bulan selain berotasi pada porosnya juga berevolusi terhadap bumi, sehingga bentuk permukaan bulan yang terlihat dari bumi dari hari ke hari tampak berbeda. Bentuk permukaan bulan yang tampak dari bumi disebut juga dengan fase bulan. Fase bulan dapat terjadi akibat dari bagian bulan yang dikenai cahaya matahari berubah dengan teratur. Perubahan bentuk semu bulan itu berlangsung dalam periode satu bulan sinodik atau 29,5 hari. Fase bulan ini sejalan dengan aspek bulan, yaitu kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Aspek bulan yang mudah dilihat yaitu hal-hal berikut.



a. Konjungsi
Konjungsi yaitu kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi ialah bagian yang sedang malam (gelap), sehingga kita tidak akan melihat bulan bercahaya, apalagi kedudukan bulan bersama-sama dengan matahari, sehingga langit terlalu terang bagi kita untuk dapat melihat benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri itu. Dalam keadaan tertentu, pada aspek konjungsi ini akan terjadi gerhana matahari.

b. Oposisi
Oposisi yaitu kedudukan bulan berlawanan arah dengan matahari dilihat dari bumi. Ingat akan oposisi planet superior. Pada saat itulah bulan tampak sebagai bulan purnama, bulan terbit bersamaan dengan saat matahari terbenam dan terbenam pada waktu matahari terbit. Dalam keadaan tertentu pada aspek oposisi dapat terjadi gerhana bulan.



c. Kuarter
Kuarter yaitu pada saat bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap garis penghubung bumi matahari. Pada aspek kuarter bulan memperlihatkan fase perbani. Waktu itu hanya setengah bulan yang terang. Terjadi dua kali kuarter bulan dalam sebulan, yang pertama ketika bulan bertambah besar, dinamakan kuarter pertama. Kuarter yang kedua ketika bulan bertambah kecil, enam hari setelah purnama, disebut kuarter akhir. 


Beda antara kuarter pertama dengan kuarter akhir ialah tempat bagian yang terang. Pada kuarter pertama, bagian bulan yang terang ada di sebelah barat, sedang pada kuarter akhir sebaliknya.

d. Fase Bulan Sabit (Crecent) dan Benjol (Gibbous)


Dengan demikian, dalam satu bulan sinodik, berlangsung pergantian fase bulan sebagai berikut :

Bulan baru ?sabit ?perbani awal ?benjol ?purnama ?benjol ?perbani akhir ? sabit ? bulan baru lagi.


Gerhana
Bulan dan bumi merupakan benda yang tidak tembus cahaya, sehingga jika kita menyorotkan cahaya ke benda tak tembus cahaya maka di belakang benda tersebut terdapat dua bayang-bayang, yaitu bayang-bayang gelap dan bayang-bayang kabur. Bayang-bayang gelap disebut juga dengan umbra dan bayang-bayang kabur disebut juga dengan penumbra.



Jika aspek bulan pada posisi konjungsi di mana matahari, bulan dan bumi terletak pada satu bidang datar maka terjadi gerhana matahari. Jika aspek bulan pada posisi oposisi di mana matahari, bumi, dan bulan terletak pada suatu bidang datar maka terjadi gerhana bulan.




Post a Comment

Previous Post Next Post